CCB VII Sebagai Ajang Lahirnya Generasi Produktif
(MembranAMPIBI/Foto PANLAK CCB VII)
MembranAMPIBI_Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang masih mengalami ketimpangan atau permasalahan dalam dunia pendidikan. Bertolak ukur dari hasil persentase kelulusan Ujian Nasional 2018, NTT tetap betah di urutan terakhir dari provinsi lain di Indonesia. Sehingga itu pun mempengaruhi angka kemiskinan di daerah yang biasa disebut FLOBAMORATA ini.
Melihat begitu kompleksnya masalah pendidikan di NTT, Asosiasi Mahasiswa Pendidikan Biologi (AMPIBI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana, Kupang siap menjadi salah satu komponen dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Alhasil, dibuatlah suatu kompetisi yang dinamakan Cerdas Cermat Biologi (CCB) tingkat SMP/MTs.
Waktu kian berlalu. Kini CCB yang dicanangkan AMPIBI memasuki usia ke-VII dengan merangkul siswa dari Pulau TIROSA (Timor, Rote, Sabu) dan Flores Timur.
Kegiatan besar ini sedianya akan dilakukan pada tanggal 16-19 Oktober 2018, bertempat di Aula BAAKPSI UNDANA, Kupang.
Terpisah dari jadwal tersebut, sebelum bulan Oktober 2018, akan dilakukan seleksi terlebih dahulu di beberapa pulau, kabupaten, dan kota, seperti; Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Pulau Rote, Pulau Sabu, dan Kabupaten Flores Timur. Seleksi ini pun tergantung dengan kuantitas tim yang mendaftar dari setiap daerah.
Dalam Term Of Reference (TOR) Kepanitiaan CCB VII, tertulis kompetisi ini merupakan ajang untuk memancing semangat siswa untuk belajar ilmu biologi dan membangun persaingan sehat pada generasi penerus sehingga dapat menciptakan generasi yang produktif di masa depan.
Heryanto Djara, yang notabene sebagai Ketua Panitia CCB VII mengatakan bahwa even ini adalah even yang sangat bergensi.
"Kegiatan CCB VII merupakan salah satu even yg sangat bergengsi. CCB yang memasuki tahun ke 7 telah melewati berbagai momen yg sangat penting dalam perkembangan dunia pendidikan di NTT. CCB kali ini hadir dalam nuansa semarak 90 tahun sumpah pemuda dan eksistensi kaum muda. Kita bersyukur CCB masih bisa diselenggarakan guna membantu menciptakan generasi produktif sehingga nantinya dapat bersaing di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Selain itu, Kita tentu masih hangat dengan predikat doktor termuda Indonesia asal Kupang. Ia merupakan jawara CCB tahun 2007. Karena itu, CCB sudah dapat dibuktikan sebagai ajang melahirkan generasi produktif", jelas pria kelahiran Sabu ini.
Oleh: Biro Pers AMPIBI (BPA)
Keren ulasannya BPA. Sukses e kepanitiaan CCB VI. Salam AMPIBI.
BalasHapus